Minggu, 06 Oktober 2013

APLIKASI STOIKIOMETRI

Semua itu dapat diukur secara kuantitatif menggunakan konsep mol. Pada bagan berikut akan dijelaskan Stoikiometri dalam berbagai pengukuran kuantitatif perubahan materi, seperti dalam reaksi kimmia, Stoikiometri larutan dan Stoikiometri gas.
1.      Stoikiometri reaksi
Sudah diketahui bahwa jumlah persamaan kimia menyatakan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi. Banyaknya atom yang terlibat dapat diungkapkan dalam persamaan kimia, yakni ditunjukan pada koefisien.
Contoh : 2H2 + O2              H2O
Persamaan kimia ini mengandung makna :
2 molekul H2 + 1 molekul O2                   2 molekul H2O
Atau
2 n molekul H2 + n molekul O2               2 n molekul H2O
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien reaksi pada persamaan kimia menunjukkan oerbandinganjumlah mol zat-zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi.
Pereksi pembatas dan reaksi berlebihan
Pereaksi pembatas adalah zat pereaksi yang habis bereaksi, dan karenanya menjadi pembatas bagi dikatakan berlebih, karen tidak habis bereaksi atau bersisa.
2.      Stoikiometri Larutan
Beberapa ungkapan untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan telah dibahas dalam Bab 1 seperti % massa dan % volume berdasarkan massa zat, sedangkan untuk menyatakan konsentrasi atau kepekaan suatu larutan pada umumnya menggunakan konsep mol.
a.       Molaritas (M)
Molaritas adalah satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut perliter larutan, dilambangkan dengan huruf M. Secra sistematis dapat diungkapkan dengan persamaan :
Konsentrasi molar (M) =
b.      Pengenceran larutan
Untuk tujuan ini perlu mengetahui hubungan molaritas larutan sebelum dan sesudah pengenceran. Untuk memperoleh hubungan tersebut pertama menulis ulang molaritas :
Konsentrasi molar (M) =
Rumus tersebut dapat disusun ulang menjadi :
Mol zat terlarut = moaritas x liter larutan

Rumus pengenceran M1 x V1 = M2 x V2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar